• Kepribadian
  • Sabtu, 26 Juli 2014

    Sistem Reproduksi Pada Manusia

    SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
    Hallo! Senang kamu bergabung kembali. Masih ingatkah kamu pelajaran kita yang lalu tentang  sistem ekskresi pada manusia? Sekarang mari kita  lanjutkan mengeksplorasi  tentang sistem reproduksi  pada manusia. Coba kamu perhatikan jumlah penduduk di lingkungan tempat tinggalmu, apakah jumlahnya berkurang atau terus bertambah?  Benar...terus bertambah ya, kamu tentu ingat salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembangbiak.Manusia tentunya punya kemampuan tersebut untuk menjaga kelestarian jenisnya. Nah, pada modul ini kamu akan mempelajari tentang  sistem reproduksi  pada manusia, meliputi:

    A.      Tujuan manusia bereproduksi,
    B.      Alat reproduksi manusia,
    C.      Gametogenesis,
    D.     Fertilisasi dan proses perkembangan embrio,  serta
    E.      Penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi manusia.

    Setelah mengetahui itu semua, diharapkan kamu dapat menjaga kesehatan organ reproduksimu agar tetap berfungsi dengan baik. Bagaimana?  Menarik bukan? Mari kita pelajari lebih lanjut!
    Selamat Belajar!
    A.     Tujuan Manusia Bereproduksi

    a.   Mempertahankan keturunannya agar tidak punah
    b.   Mewariskan sifat kedua orang tua kepada keturunannya.
    Lalu bagaimana cara dan prosesnya, hingga manusia bisa menghasilkan keturunan?
    Tentunya kamu perlu tahu lebih dulu alat reproduksinya agar kamu dapat memahami hal tersebut.
    B.    Alat Reproduksi Manusia
    1)     Alat Reproduksi Laki-Laki

    Alat reproduksi laki-laki terdiri atas :
    a.    Alat Kelamin Dalam
    §  Testis (Buah Zakar)
    Testis atau buah zakar berjumlah sepasang, berada diluar rongga tubuh dilindungi oleh skrotum (kantung zakar).
    Fungsinya untuk menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Di dalam testis terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus.
    §  Saluran Kelamin
                    ·          Epididimis (1 buah): saluran yang keluar dari testis dan tempat menyimpan sperma sementara (3 minggu).
                       ·          Vas deferens (saluran lanjutan epididimis): saluran lurus yang ujungnya berakhir di dalam kelenjar prostat. Fungsi vas deferens adalah untuk mengangkut sperma dari epididimis menuju kantung sperma ( vesikula seminalis ).
                    ·          Saluran Ejakulasi: saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ejakulasi mampu menyemprotkan sperma hingga masuk ke uretra dan selanjutnya diejakulasikan keluar.
                    ·          Uretra: saluran yang terdapat didalam penis dan berfungsi mengeluarkan sperma dan urine.
    §  Kelenjar Kelamin
                  ·            Vesikula seminalis: merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menghasilkan cairan lendir yang mengandung fruktosa, asam askorbat dan asam amino sebagai makanan dan pelindung sperma sebelum membuahi ovum.
                  ·            Kelenjar prostat: menghasilkan cairan basa berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran vas deferens dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif
                         ·    Kelenjar cowperi (bulbouretralis): penghasil cairan pelicin
    b.    Alat Kelamin Luar
    §  Penis
    Merupakan organ kopulasi, berada di luar rongga tubuh. Fungsinya untuk   menyalurkan sperma ke dalam alat reproduksi perempuan. Didalam penis terdapat uretra yang dikelilingi oleh jaringan erektil dengan banyak rongga dan banyak mengandung pembuluh darah. Bila rongga ini penuh terisi oleh darah maka penis akan tegang dan mengembang, disebut ereksi.
    §  Skrotum
    Merupakan kantung yang didalamnya terdapat testis. Saat masa pubertas, testis mulai menghasilkan sperma. Kemudian sperma akan ditampung dalam epididimis dan selanjutnya diangkut melalui vas deferens menuju vesikula seminalis. Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang penting untuk makanan dan pergerakan sperma. Campuran sperma dengan cairan ini disebut semen.Kantung semen dihubungkan oleh saluran ejakulasi dengan uretra. Semen meninggalkan tubuh melalui uretra. Namun demikian antara semen dengan urin tidak akan bercampur, karena otot yang berada di belakang kandung kemih berkontraksi untuk mencegah urin keluar saat sperma dikeluarkan dari tubuh.
    2)    Alat Reproduksi Wanita 
      Alat reproduksi wanita terdiri atas :

    §  Ovarium (Indung Telur)
    Merupakan alat kelamin yang memhasilkan ovum (sel telur) dan mensekresi hormon estrogen dan progesteron. Ovarium  berjumlah sepasang terletak di dalam rongga badan di daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Mulai masa pubertas, setiap bulan ovarium akan melepaskan satu sel telur secara bergantian antara ovarium kanan dan kiri. Peristiwa ini disebut ovulasi. Sel tubuh penghasil sel telur disebut folikel.
    §  Saluran Kelamin
               ·               Saluran Telur/ Tuba  falopi/ Oviduk: Berjumlah sepasang, kanan dan kiri, merupakan saluran bagi ovum menuju uterus, sekaligus tempat terjadinya fertilisasi. Bagian pangkal dari saluran telur berbentuk corong, disebut Infundibulum tuba. Ovum yang telah dibuahi bergerak menuju uterus(rahim).
               ·               Rahim (Uterus): Rahim manusia berbentuk simplek,merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga dilahirkan. Berukuran panjang kurang lebih 7 cm dan lebar 4 cm. Dindingnya terdiri dari tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium dan endometrium. Bila ovum tidak dibuahi, akan terjadi menstruasi,karena ovum yang telah rusak akan meluruh bersama lapisan endometrium yang menebal dan banyak mengandung pembuluh darah.  Bagian bawah rahim mengecil, dinamakan cerviks (leher rahim) dan berhubungan dengan bagian luar  tubuh yang disebut vagina.
               ·               Vagina: Berfungsi sebagai saluran masuknya sperma dan tempat keluarnya bayi saat kelahiran.
    C.     Gametogenesis
    1)    Spermatogenesis (Sel Sperma)

    Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma. Spermatogenesis terjadi di dalam testis dan diawali dari sel spermatogonia (tunggal=spermatogonium) atau sel induk sperma yang mengandung kromosom 23 pasang. Spermatogonia berkembang menjadi spermatosid primer(23 pasang kromosom) yang akan mengalami meiosis (pembelahan reduksi) menjadi spermatosid sekunder yang haploid (23 kromosom) dan akhirnya menjadi spermatid. Spermatid mengalami pendewasaan menjadi sperma. Jumlah sperma pada orang dewasa kurang lebih 20 juta per ml. Sperma memiliki bagian kepala dan bagian ekor. Sperma dapat bergerak karena memiliki mikrotubule yang membentuk bagian ekor. Pada bagian kepala terdapat akrosom yang mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan untuk menembus lapisan pelindung sel telur.



    2)    Oogenesis (Sel Telur)

    Oogenesis merupakan pembentukan sel telur. Sel telur (ovum) berasal dari oogonia (tunggal= oogonium)atau sel induk telur yang mengandung 23 pasang kromosom (diploid = 2n). Oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer (2n) yang kemudian mengalami pembelahan meiosis I menjadi dua sel yang tidak sama ukurannya yaitu oosit sekunder yang bersifat haploid dan badan kutub primer (polosit primer).  Oosit sekunder berukuran normal sedangkan polosit primer lebih kecil. Selanjutnya oosit sekunder dan polosit primer mengalami pembelahan meiosis II, hingga dihasilkan satu ootid dan tiga polosit sekunder. Ootid akan tumbuh menjadi ovum.

    D.     Fertilisasi dan Proses Perkembangan Embrio
    1)    Fertilisasi



    Fertilisasi
    Setelah proses pembentukan gamet, bila sel telur yang dilepaskan oleh ovarium bertemu dengan sperma, maka terjadi proses pembuahan atau fertilisasi pada sepertiga bagian tuba folopii. Hasil peleburan membentuk zygot. Zygot tumbuh dan berkembang menjadi embrio kemudian tertanam di dinding uterus lalu menjadi janin. Proses tertanamnya embrio di dinding uterus disebut implantasi.

    2)    Perkembangan Janin

    Selanjutnya janin tumbuh dan berkembang di dalam uterus (rahim) serta memperoleh kebutuhan hidup dari ibunya melalui tali pusat dan plasenta selama kurang lebih 9 bulan 10 hari, yang dikenal sebagai masa kehamilan.
    Janin didalam rahim dilindungi selaput:  
    a. Amnion, dindingnya mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna menahan goncangan dan menjaga embrio tetap  basah.
    b. Korion, selaput di sebelah luar amnion.
    c. Saccus vitelinus (kantung kuning telur), terletak antara amnion dan plasenta dan merupakan tempat pemunculan sel-sel darah dan pembuluh darah yang pertama.
    d. Alantois, di dalam tali pusat. Berfungsi untuk respirasi, saluran makanan dan ekskresi, merupakan penghubung embrio dan plasenta. Alantois dan korion akan tumbuh keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim.

    Janin di dalam rahim
    Perkembangan Bayi Di Dalam Rahim

    E.      Penyakit Pada Sistem Reproduksi
    1)    Gonoroea: penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan kelamin dengan tanda/gejala nyeri, bengkak dan bernanah pada alat kelamin.
    2)      Sifilis: penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Treponema pallidum, dengan gejala luka-luka pada alat kelamin, lidah dan bibir, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
    3)      Herpes genital: disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan gejala timbulnya bintil-bintil berair (berkelompok) yang jika pecah akan meninggalkan luka kering mengerak.
    4)    AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrom): penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini menular melalui hubungan kelamin, penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan melalui transfusi darah.
    -         Pencegahan dan Pengobatan
    Nah...kamu sudah tahu betapa berbahayanya penyakit-penyakit yang menyerang organ reproduksi itu. Untuk itu kamu harus mencegahnya agar tidak tertular. Bagaimana caranya? Tentu bagi kamu yang masih remaja, cara paling utama adalah tidak melakukan hubungan seks di luar nikah dan berganti-ganti pasangan.  Selain itu kamu juga perlu berhati-hati bila melakukan transfusi darah dan dalam penggunaan alat-alat medis maupun non medis harus steril serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Jika semua itu sudah dilakukan namun tetap terinfeksi, segeralah menghubungi dokter atau tenaga kesehatan, untuk diobati dengan tuntas misalnya dengan pemberian antibiotik tertentu. Patuhi cara pengobatannya sesuai petunjuk untuk memastikan kesembuhannya.
    Sampai jumpa di materi selanjutnya!
    (Jesica Dominiq Mozzarella)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar