Happy Mother’s Day!!!
Kalian gak lupa, kan kawan? Jangan lupa dong! Kalau kalian lupa, berarti kalian
juga lupa atas semua jasa-jasa Ibu kalian kepada kalian. Nah, kalau Ibu kalian
tau, gimana? Pasti Beliau sedih, sangat sedih…
Kalian mau tau gambaran hati Ibu
saat kalian melukainya, melupakannya, bahkan meninggalkannya? Aku gambarkan
pada puisi di bawah ini ya…
SELAMAT MENGHAYATI!
SURATAN HATIKU
(Jesica DM)
Di lahan baru hidupku
Ku mulai menabur benih
Menemani pertumbuhannya seiring waktu
Tanpa kenal letih
Di pagi pupus menggeliat
Setelah benih kusemai
Bayi meninggalkan rahim
Memaklumkan kehadiran
Setelah benih kusemai
Bayi meninggalkan rahim
Memaklumkan kehadiran
Lalu berlalulah waktu
Hari terus berlalu
Bulan berganti bulan
Tahun berganti tahun
Selama itu…
Aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai
Menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti
Menjadi pekerjamu yang tidak pernah lesu
Telah bungkuk pula punggungku
Bergemetar tanganku
Karena badanku telah dimakan oleh usia
Telah digerogoti oleh penyakit dunia
Berdiri seharusnya telah dipapah
Duduk pun seharusnya dibopong
Wahai anakku
Wahai anakku
Tetapi, cintaku kepadamu tidak pernah sirna
Masih seperti dulu
Masih seperti angin yang selalu mengudara
Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seorang insan
Niscaya engkau akan membalasnya dengan kebaikan
Sedangkan ibumu, mana balas budimu?
Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air serupa?
Bukan sebaliknya air susu dibalas dengan air tuba?
Dosa apakah yang telah ku perbuat, sehingga engkau jadikan diriku musuh
bebuyutanmu?
Wahai anakku…
Apakah hatimu tidak tersentuh,
Terhadap seorang wanita tua yang lemah,
Binasa dimakan oleh rindu berselimutkan kesedihan
Berpakaian kedukaan?
Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit
Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit
Aku tidak akan adukan duka ini kepada Tuhan
Karena jika seandainya keluhan ini telah membumbung menembus awan,
Melewati pintu-pintu langit,
Maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan,
Yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkan
Walau engkau telah berhasil mengalirkan air mataku
Walau engkau telah membalasku dengan luka di hatiku
Walau engkau telah pandai menikam diriku dengan belati durhakamu
Tepat menghujam jantungku
Aku tidak akan melakukannya wahai anakku
Aku tidak akan melakukannya wahai anakku
Bagaimana aku akan melakukannya, sedangkan engkau adalah jantung hatiku
Bagaimana ibu ini kuat menengadahkan tangan ke langit
Sedangkan engkau adalah pelipur lara hatiku yang pahit
Bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena azab-Nya karna doaku
Padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku…
Dapatkah engkau sekarang menganugerahkan sedikit kasih sayang demi
mengobati derita orang tua yang malang ini?
Sedih, kan? Sebenarnya Ibu kalian merasakan itu semua, dilema. Kalian seharusnya PEKA! Ingat, jangan pernah buat Beliau kembali menangis, berusahalah menjadi kebanggaannya, hingga Beliau tua. Jangan kau tunda, karena jika waktunya telah habis, hanya penyesalan yang kalian tuai.
Sampai jumpa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar