Ternyata di dalam kehidupan kita selalu
berhubungan dengan alat-alat ukur tersebut. Seperti tukang kayu biasa menggunakan mistar dan rol
meter untuk mengukur panjang balok-balok
kayu, sedangkan tukang kunci dan tukang jam menggunakan jangka sorong dan
micrometer sekrup dalam pekerjaan mereka. Seorang penjual daging juga selalu
menggunakan timbangan atau neraca untuk menjual dagingnya. Dalam perlombaan
olah raga menggunakan stopwatch untuk keperluan pencataan waktunya. Dan masih
banyak lagi alat ukur-alat ukur yang lain.
SELAMAT BELAJAR!
A.
Macam-Macam Pengukuran
1.
Pengukuran
Panjang
Sebelum
ada alat ukur seperti saat ini, ada sebagian orang yang mengukur panjang dengan
menggunakan jengkal, hasta (lengan), depa dan alat ukur lain. Tentunya alat
ukur semacam ini akan mengalami masalah perbedaan ketelitian yang relatif
tajam, manakala orang yang mengukurnya berbeda. Alat-alat ukur semacam itu
dinamakan alat ukur tidak baku. Karena
alasan tersebut, kebanyakan orang sudah tidak menggunakannya lagi.
Sedangkan, alat-alat ukur yang
telah ditunjukkan diatas merupakan alat ukur baku.
Sebagai
contoh hasil pengukuran dengan penggaris hasilya bersifat tetap, artinya tidak
mengalami perubahan walaupun orang yang mengukur berbeda. Oleh Karena itu,
orang perlu membuat alat ukur yang bersatuan baku.
Satuan
baku yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1. Satuan itu bersifat tetap, artinya tidak
mengalami perubahan oleh pengaruh apapun.
2. Satuan itu bersifat internasional, artinya
dapat digunakan dimana-mana
3. Satuan itu mudah ditiru oleh siapapun.
-
Alat-alat
ukur Panjang
a. Mistar
Mistar
atau penggaris berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu,
dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai
1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 2 meter. Dan
meteran kelas dapat mengukur panjang sampai 3 atau 5 meter.
Mistar
memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm. Posisi mata harus melihat tegak lurus
terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan
pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau
disebut dengan kesalahan paralaks.
b. Jangka Sorong
Jangka
sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm
dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
Bagian-bagian
penting jangka sorong yaitu :
1. Rahang
tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. Rahang geser yang dilengkapi skala
nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
Jangka
sorong adalah alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian sampai dengan 0,1 mm
atau 0,01 cm.
Jangka sorong
digunakan untuk mengukur :
a. Ketebalan atau garis tengah bagian luar
suatu pipa
b. Garis tengah bagian dalam
c. Kedalaman suatu lubang
Cara membaca
skala hasil pengukuran :
1. Lihat angka pada skala utama
2. Lihat angka pada skala nonius ( terdapat
pada rahang sorong)
3. Jumlahkan kedua angka hasil di atas dengan
memperhatikan satuannya
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer
sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti
mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran
kecil.
Bagian-bagian
dari mikrometer adalah:
a. Rahang
putar,
b. Skala
utama,
c. Skala
putar,
d. Silinder
bergerigi.
Skala
terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala
putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari micrometer.
2.
Pengukuran
Massa
Dalam
dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan.
Pernahkah kalian melihatnya ?
Bagian-bagian
dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
a.
Lengan depan memiliki skala 0—10
gram, dengan tiap skala bernilai 1 gram.
b. Lengan tengah berskala mulai 0—100 gram,
tiap skala sebesar 10 gram.
c. Lengan belakang dengan skala bernilai 0
sampai 500 gram, tiap skala 100 gram.
3.
Pengukuran
Waktu
Pada jaman
dulu sebelum alat ukur waktu ditemukan orang masih mempergunakan peredaran
matahari dan bulan. Misalnya seorang petani memprediksi panen dengan
menggunakan tiga kali massa bulan purnama, dll.
Ketika
bepergian kita tidak lupa membawa alat ukur waktu yaitu jam tangan. Jam
tersebut kita pergunakan untuk menentukan waktu dan lama perjalanan yang sudah
ditempuh. Berbagai jenis alat ukur waktu yang lain, misalnya: jam analog, jam
digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch.
Berikut
contoh alat ukur waktu :
Dari
alat-alat tersebut, stopwatch termasuk
alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s. Stopwatch
ada dua macam yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital.
Itulah materi mengenai pengukuran. Sampai jumpa di materi selanjutnya.
(Jesica Dominiq Mozzarella)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar