• Kepribadian
  • Senin, 09 Juli 2012

    Pengukuran


    Ternyata di dalam kehidupan kita selalu berhubungan dengan alat-alat ukur tersebut. Seperti  tukang kayu biasa menggunakan mistar dan rol meter untuk mengukur  panjang balok-balok kayu, sedangkan tukang kunci dan tukang jam menggunakan jangka sorong dan micrometer sekrup dalam pekerjaan mereka. Seorang penjual daging juga selalu menggunakan timbangan atau neraca untuk menjual dagingnya. Dalam perlombaan olah raga menggunakan stopwatch untuk keperluan pencataan waktunya. Dan masih banyak lagi alat ukur-alat ukur yang lain.
     SELAMAT BELAJAR!



    A.           Macam-Macam Pengukuran

                 

                     1.       Pengukuran Panjang

    Sebelum ada alat ukur seperti saat ini, ada sebagian orang yang mengukur panjang dengan menggunakan jengkal, hasta (lengan), depa dan alat ukur lain. Tentunya alat ukur semacam ini akan mengalami masalah perbedaan ketelitian yang relatif tajam, manakala orang yang mengukurnya berbeda. Alat-alat ukur semacam itu dinamakan alat ukur tidak baku. Karena  alasan tersebut, kebanyakan orang sudah tidak menggunakannya lagi. Sedangkan, alat-alat ukur yang telah ditunjukkan diatas merupakan alat ukur baku.

    Sebagai contoh hasil pengukuran dengan penggaris hasilya bersifat tetap, artinya tidak mengalami perubahan walaupun orang yang mengukur berbeda. Oleh Karena itu, orang perlu membuat alat ukur yang bersatuan baku.

    Satuan baku yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :



    1.    Satuan itu bersifat tetap, artinya tidak mengalami perubahan oleh pengaruh apapun.



    2.    Satuan itu bersifat internasional, artinya dapat digunakan dimana-mana



    3.    Satuan itu mudah ditiru oleh siapapun.



    -      Alat-alat ukur Panjang



    a.    Mistar

           

    Mistar atau penggaris berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 2 meter. Dan meteran kelas dapat mengukur panjang sampai 3 atau 5 meter.



    Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm. Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.



    b.    Jangka Sorong

    Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.



    Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu :

    1.  Rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm

    2. Rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.



    Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian sampai dengan 0,1 mm atau 0,01 cm.



    Jangka sorong digunakan untuk mengukur :

    a.    Ketebalan atau garis tengah bagian luar suatu pipa

    b.    Garis tengah bagian dalam

    c.    Kedalaman suatu lubang



    Cara membaca skala hasil pengukuran :

    1.        Lihat angka pada skala utama

    2.       Lihat angka pada skala nonius ( terdapat pada rahang sorong)

    3.  Jumlahkan kedua angka hasil di atas dengan memperhatikan satuannya



    c.    Mikrometer Sekrup



    Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.



    Bagian-bagian dari mikrometer adalah:

    a.      Rahang putar,

    b.      Skala utama,

    c.      Skala putar,

    d.     Silinder bergerigi.



    Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari micrometer.



                    2.       Pengukuran Massa

    Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Pernahkah kalian melihatnya ?



    Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:



    a.       Lengan depan memiliki skala 0—10 gram, dengan tiap skala bernilai 1 gram.



    b.       Lengan tengah berskala mulai 0—100 gram, tiap skala sebesar 10 gram.



    c.         Lengan belakang dengan skala bernilai 0 sampai 500 gram, tiap skala 100 gram.



                    3.       Pengukuran Waktu

    Pada jaman dulu sebelum alat ukur waktu ditemukan orang masih mempergunakan peredaran matahari dan bulan. Misalnya seorang petani memprediksi panen dengan menggunakan tiga kali massa bulan purnama, dll.



    Ketika bepergian kita tidak lupa membawa alat ukur waktu yaitu jam tangan. Jam tersebut kita pergunakan untuk menentukan waktu dan lama perjalanan yang sudah ditempuh. Berbagai jenis alat ukur waktu yang lain, misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch.



    Berikut contoh alat ukur waktu :



    Dari alat-alat  tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s. Stopwatch ada dua macam yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital.


    Itulah materi mengenai pengukuran. Sampai jumpa di materi selanjutnya.

    (Jesica Dominiq Mozzarella)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar